Rabu, 04 November 2015

Analisis Resiko PT. HM Sampoerna Tbk


BAB II

ISI



Profil Perusahaan

PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi rokok. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 1913 oleh seorang imigran asal China bernama Liem Seeng Tee. Pertama kali memproduksi dan memasarkan rokok kretek dan rokok putih. Sejumlah merek produk PT. HM Sampoerna Tbk. yang terkenal di Indonesia adalah A Mild, Sampoerna Kretek, dan Dji Sam Soe.

Perusahaan ini merupakan afiliasi dari PT Philip Morris International Inc. yang merupakan sebuah perusahaan tembakau terkemuka di dunia. Misi Sampoerna adalah menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di Indonesia dengan senantiasa mencari tahu preferensi perokok dewasa dan memberikan produk yang memenuhi ekspektasi mereka.

            Visi PT. HM Sampoerna Tbk. adalah 'Falsafah Tiga Tangan' yang maknanya menunjukkan bahwa ketiga tangan tersebut mewakili perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat luas. Tiga pihak ini merupakan pemangku kepentingan yang harus dirangkul oleh perusahaan dalam rangka meraih visi menjadi perusahaan paling terkemuka di Indonesia.

            PT. HM Sampoerna Tbk. mengoperasikan sembilan pabrik yang ada di Pulau Jawa: dua pabrik Sigaret Kretek Mesin di Pasuruan dan Karawang serta tujuh pabrik Sigaret Kretek Tangan yang berada di Surabaya (sebanyak tiga pabrik), Malang, Prolinggo, Lumajang, dan Jember masing-masing sebanyak satu pabrik. Penjualan dan distribusi dilakukan melalui 105 kantor penjualan yang terletak di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, serta kawasan Indonesia Timur.

            PT. HM Sampoerna Tbk. membawahkan beberapa anak perusahaan yang terdiri dari PT. Perusahaan Dagang dan Industri Panamas, Sampoerna International Pte. Ltd., PT Handal Logistik Nusantara, PT Harapan Maju Sentosa, PT Persada Makmur Indonesia, PT Sampoerna Indonesia Sembilan, PT Taman Dayu, PT Sampoerna Printpack, PT Union Sampoerna Dinamika, PT Wahana Sampoerna, dan PT Golf Taman Dayu.

PT. HM Sampoerna Tbk., memiliki 5 unit produk antara lain Sigaret Kretek Tangan, Sigaret Kretek Mesin Reguler, Sigaret Mesin Mild, Sigaret Kretek Mesin Slim, dan Sigaret Putih Mesin. Setiap unit produk memiliki sub unit yang masih terdiri dari beberapa sub sub unit.


  1. Analisis Risiko Saham Perusahaan, Risiko Pasar, Dan Risiko Bisnis Perusahaan


  1. Risiko Saham Perusahaan
    Pengujian yang dilakukan terhadap data harga saham PT. HM Sampoerna Tbk. sejak tanggal 1 Januari 2010 sampai 23 Oktober 2015 menunjukkan rata-rata return saham sebesar Rp 52.041,4 dan standar deviasi saham sebesar 0,025321676 dan standar deviasi return pasar sebesar 0,011795785. Sementara return pasar yang dilakukan terhadap data harga saham JKSE sebesar Rp 4.204,816698. Beta saham PT. HM Sampoerna Tbk. mencapai 0,541261236.
    Beta saham sebesar 0,541261236 menunjukkan bahwa risiko saham di PT. HM Sampoerna Tbk. terbilang aman. Beta saham merupakan instrument pengukur risiko saham suatu perusahaan dengan rentang nilai di bawah 1 hingga di atas 1. Jika nilai beta saham kurang dari 1, maka risiko saham perusahaan terbilang cukup aman untuk investasi terutama bagi investor pemula karena risikonya cukup rendah. Begitu sebaliknya dengan nilai beta saham di atas 1 menunjukkan bahwa saham perusahaan tersebut memiliki sifat high risk high return, risiko yang ditanggung cukup tinggi namun diberi apresiasi berupa return yang tinggi pula.
    Return saham perusahaan sebesar Rp 52.041,4 dan return pasar sebesar Rp 4.204,816698 menunjukkan adanya selisih return sebesar Rp 47.836,5833. Tingkat return pasar menjelaskan tingkat keuntungan rata-rata yang diberikan oleh perusahaan tercatat di BEI. Selisih return yang besar ini mengindikasikan bahwa saham PT. HM Sampoerna Tbk. bersifat high return. Tingkat keuntungan yang tinggi ini bisa didapat dari:

  • Harga per lembar saham PT. HM Sampoerna Tbk. yang tinggi. Rata-rata harga saham per tahun 2010 mencapai Rp 18.370 per lembar, tahun 2011 Rp 29.980 per lembar, tahun 2012 Rp 51.813 per lembar, tahun 2013 Rp 73.708 per lembar, tahun Rp 2014 Rp 69.100 per lembar, dan hingga tanggal 23 Oktober 2015 Rp 73.781 per lembar.
  • Rokok merupakan komoditas yang memiliki pangsa pasar yang cukup besar di Indonesia. Hingga akhir tahun 2014 sebesar 34.9% dari jumlah keseluruhan perokok aktif di Indonesia merupakan pelanggan PT. HM Sampoerna Tbk. Dengan tren peningkatan jumlah perokok aktif di Indonesia, jumlah ini diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan kenaikan jumlah perokok aktif di Indonesia.
  • Konsumen mulai memiliki kesadaran akan risiko di balik konsumsi rokok yang memiliki kandungan TAR dan Nikotin tinggi. Produk Sampoerna memiliki keunggulan berupa kandungan TAR dan Nikotin yang relatif rendah sehingga banyak konsumen beralih ke produk rokok Sampoerna yang Low Tar Low Nicotin (LTLN) yang sudah diproduksi sejak tahun 1988 dengan merk A-Mild dan Dji Sam Soe.
  • Jumlah penduduk di Indonesia terbesar ketiga setelah China dan India sehingga tidak menutup kemungkinan pangsa pasar rokok akan terus melebar.
  • Adanya tren rokok bukan hanya barang konsumsi masyarakat pria tetapi juga dikonsumsi oleh masyarakat wanita mulai dari remaja hingga dewasa.
  • Indonesia merupakan satu-satunya negara yang belum meratifikasi Konvensi Anti Tembakau.
    Standar deviasi saham sebesar 0,025321676 dibandingkan standar deviasi return pasar sebesar 0,011795785 menunjukkan selisih sebesar 0,013525891 atau sekitar 1,35%. Selisih ini terbilang relatif kecil sehingga bisa dikatakan kondisi saham perusahaan relatif stabil terlihat dari pergerakan harga saham perusahaan yang cenderung mengikuti pergerakan harga saham pasar namun tidak terlalu ekstrim sehingga saham perusahaan relatif responsif terhadap perubahan harga di pasar saham namun memiliki risiko yang relatif rendah.
    Beta saham perusahaan sebesar 0,541261236 menunjukkan bahwa saham PT. HM Sampoerna Tbk. merupakan saham defensif. Return saham perusahaan ini cenderung stabil dibandingkan dengan return pasar sehingga saham perusahaan memiliki risiko serta tingkat volatilitas yang relatif rendah. Saham PT. HM Sampoerna Tbk. relatif aman dibeli para investor terutama bagi investor pemula.


  1. Risiko Pasar
    Pergerakan return saham dan return pasar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi selama periode waktu 1 Januari 2010 dan 23 Oktober 2015. Faktor-faktor ini meliputi faktor eksternal yang mempengaruhi faktor internal, di antaranya:
                1. Tahun 2010
                  Beberapa kali tercatat pergerakan saham yang mengalami kenaikan dan penurunan karena pada tahun 2010 ekonomi dunia sedang mengalami krisis dan pergolakan. Indonesia sebagai negara yang cukup tergantung terhadap perekonomian global kapital turut merasakan dampaknya. Akibat pergolakan ekonomi dunia dan ketergantungan Indonesia sangat tinggi maka tidak heran bila pada tahun 2010 terdapat cukup banyak fluktuasi return saham secara signifikan.
                  Meski terjadi satu kejadian penurunan yang signifikan pada bulan Mei 2010, namun secara keseluruhan kinerja dalam 1 tahun PT. HM Sampoerna Tbk. mengalami penguatan saham bersama dengan PT. Gudang Garam Tbk. dan PT. Univeler.
                2. Tahun 2011
                  Pada tahun ini perusahaan berhasil mempertahankan posisinya sebagai produsen rokok nomor satu di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari kinerja yang kuat selama kuartal pertama tahun 2011. Pada periode tersebut perusahaan berhasil meningkatkan volume penjualan sebanyak 20.6 miliar batang dengan laba bersih meningkat sebanyak 20.6% atau setara dengan Rp 1.824 miliar.


                3. Tahun 2012
                  Isu yang berkaitan dengan investasi saham PT. HM Sampoerna Tbk. tahun 2012 adalah perayaan hari jadi perusahaan ke-99 pada bulan Agustus. Sebelumnya, pada bulan Juli 2012 perusahaan meresmikan dua pabrik baru yaitu di Probolinggo dan Lumajang yang artinya ini akan mengundang banyak investor untuk menanamkan modal di perusahaan karena pembukaan pabrik baru berarti akan menambah produksi sebagai respon akan permintaan produk yang meningkat. Hal inilah yang cukup mempengaruhi tren investasi saham perusahaan pada tahun 2012 hingga mengalami kenaikan return saham perusahaan.
                  Faktor-faktor lain yang menunjang kenaikan return saham perusahaan adalah PT. HM Sampoerna Tbk. berhasil mendapatkan berbagai penghargaan yang mendukung Milennium Development Goals 1 yaitu memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrim. Ini merupakan isu positif yang memberikan imej perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial.
                4. Tahun 2013
                  Secara keseluruhan pada tahun ini kinerja PT. HM Sampoerna Tbk. berhasil memberikan dampak positif berupa peningkatan pendapatan selama 9 bulan pertama tahun 2013 dengan penjualan bersih mencapai Rp 54.7 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 12.8% di periode yang sama tahun 2012. Hal ini ditunjukkan dari volume penjualan yang kuat didorong oleh merek unggulan serta bersamaan dengan hari jadi perusahaan ke-100 perusahaan juga memberikan sumbangsih penting sebagai penyedia lapangan pekerjaan, investor, pembayar pajak dan kontributor kegiatan sosial.
                5. Tahun 2014
                  Pada tahun 2014 survei yang dilakukan Schroders Global Investment Trends Report 2014 menunjukkan adanya peningkatan investasi yang dipicu dari perilaku investor Indonesia yang mengalokasikan dananya lebih banyak untuk saham dan alokasi dana ini didapat dari sisa pendapatan yang sudah dikurangi dengan pengeluaran rutin. Laporan yang diberikan menunjukkan tanda-tanda kepercayaan investor yang meninggi didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan performa pasar yang baik di banyak negara berkembang.
                  Hal ini kemudian juga memberikan dampak bagi saham PT. HM Sampoerna Tbk. yang terbukti mengalami kenaikan return saham secara signifikan pada bulan Mei 2014, sekitar 2 bulan setelah peluncuran hasil survey tersebut.b
                6. Tahun 2015
                  Pada tahun ini perusahaan mengalami penurunan kinerja yang tercermin dari return saham perusahaan yang menurun pada bulan April 2015. Hal ini disebabkan karena segmen SKT turun meski tidak terlalu signifikan bila dibandingkan dengan tahun 2014.
                  Tercatat adanya peningkatan yang cukup signifikan pada saham perusahaan bulan Oktober 2015 karena perusahaan meluncurkan saham baru dengan harga Rp 77.000 per lembar guna mencari tambahan dana baru dan membuka peluang bagi masyarakat umum yang ingin menanamkan modalnya di PT. HM Sampoerna Tbk. di samping perusahaan ingin mewujudkan ketaatan pada ketentuan yang ditetapkan Bursa Efek Indonesia bahwa perusahaan terbuka yang terdaftar harus memenuhi syarat kepemilikan publik minimal 7.5%.
                  Kabar peluncuran saham baru ini direspon cukup antusias oleh masyarakat umum bahkan sebelum penawaran saham baru dibuka pada 26 hingga 30 Oktober 2015. Hal ini terbukti dari harga saham yang terus meningkat selama bulan Oktober 2015 dari isu harga saham baru yang ditawarkan sebesar Rp 77.000 per lembar saham hingga pada tanggal 23 Oktober 2015 tercatat harga penutupan saham mencapai Rp 98.100 per lembar saham.

  2. Risiko Bisnis Perusahaan
    Beberapa faktor yang mempengaruhi risiko bisnis perusahaan dari sisi risiko keuangan adalah

  1. Risiko nilai tukar mata uang asing
    Risiko nilai tukar mata uang asing timbul dari transaksi komersial masa depan serta asset dan liabilitas yang diakui dalam mata uang asing dengan menggunakan instrument keuangan lain. PT. HM Sampoerna menggunakan kontrak swap valuta asing atas pinjaman tersebut dibayar dengan arus kas yang berasal dari mata uang yang sama. Tujuan dari transaksi swap ini untuk mengantisipasi dampak perubahan nilai tukar mata uang asing terhadap laporan keuangan konsolidasian. Risiko nilai tukar mata uang asing yang timbul dari berbagai eksposur mata uang, terutama pada Dollar AS. 
  2. Risiko suku bunga
    Risiko perusahaan berupa risiko suku bunga atas pinjam an jangka pendek. Kebijakan PT. HM Sampoerna untuk meminimalisasi risiko suku bunga adalah dengan menganalisa opergerakan tingkat suku bunga dan profil jatuh tempo asset dan liabilitas.
  3. Risiko kredit
    Penjualan produk terhadap pelanggan dilakukan secara tunai dan kredit. Penjualan dengan jangka waktu kredit diatas jumlah tertentu dijamin dengan bank garansi dari pelanggan. Kualitas kredit dari tiap pelanggan dinilai berdasarkan posisi keuangan, pengalaman masa lalu, dan faktor lainnya. PT HM Sampoerna mengelola risiko kredit yang terkait dengan simpanan di bank dengan simpanan di bank dengan memonitor reputasi dan tingkat rasio permodalan bank.
  4. Risiko likuiditas
    PT. HM Sampoerna Tbk. mengelola risiko likuiditas dengan memastikan ketersediaan kas dan setasa kas yang cukup dan tersedianya pendanaan dari sejumlah fasilitas kredit yang meningkat.
  5. Fluktuasi Laba Perusahaan
    Penjualan bersih yang didapatkan oleh perusahaan dari produk-produk yang dipasarkan per tahunnya adalah sebagai berikut:

Tahun
Penjualan Bersih
(dalam jutaan Rupiah)
Rata-Rata Nilai Tukar Rupiah Per US$1
Konversi ke dalam Dollar AS
2010
Rp 43.381.658,00
Rp 9,130.02
$4,751,538,120.86
2011
Rp 52.856.708,00
Rp 8,823.43
$5,990,496,552.28
2012
Rp 66.626.123,00
Rp 9,427.22
$7,067,420,347.41
2013
Rp 75.025.207,00
Rp 10,503.67
$7,142,760,746.82
2014
Rp 80.690.139,00
Rp 11,937.73
$6,759,255,740.09



Dari tabel di atas bisa dilihat bahwa secara nominal Rupiah penjualan bersih produk PT. HM Sampoerna Tbk. mengalami kenaikan dari tahun 2010 hingga akhir tahun 2014. Namun perlu diketahui bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS juga mengalami fluktuasi dengan rata-rata terlampir dalam tabel. Analisis ini dihubungkan dengan nilai tukar terhadap dollar karena memengaruhi perekonomian Indonesia dalam hal penetapan harga komoditas. Pengkonversian ini dilakukan untuk mendapatkan nilai yang sama dari penjualan bersih perusahaan di tahun yang berbeda, untuk menghitung nilai yang sama, maka nilai penjualan bersih perusahaan diubah ke dalam kurs dollar dengan menyesuaikan nilai dollar pada tahun terkait.

Selain ada kontribusi risiko keuangan, terdapat faktor lain yang mempengaruhi bisnis perusahaan yaitu nilai wajar instrumen keuangan dan pengelolaan modal.

Nilai wajar instrument berupa nilai tercatat dari asset dan liabilitas keuangan diasumsikan mendekati nilai wajarnya karena jatuh tempo dalam jangka waktu yang pendek dan dampak dari diskonto yang tidak signifikan.

Pengelolaan modal dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan usaha PT. HM Sampoerna Tbk. guna memberi imbal hasil kepada pemegang saham. Untuk mempertahankan atau menyesuaikan struktur modal, perusahaan menyesuaikan jumlah dividen yang dibayar kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau menjual asset untuk mengurangi hutang.

  1. Faktor regulasi
    Hingga saat ini PT. HM Sampoerna Tbk. masih berdiri dan menjalankan bisnisnya tidak hanya pada sektor industri rokok tetapi juga membuka usaha lain yang dikelola anak perusahaan seperti (1) bidang usaha distribusi rokok, (2) investasi saham pada perusahaan lain, (3) jasa ekspedisi dan pergudangan, (4) manufaktur dan perdangan rokok, (5) pengembangan properti, (6) percetakan dan pengemasan, (7) perdagangan umum, (8) properti, perdagangan, dan jasa, serta (9) wisata dan jasa lapangan golf.
    Meski industri rokok dikatakan sebagai sektor bisnis yang cukup beresiko akibat produk yang dinilai membahayakan bagi konsumen serta kerap menghadapi banyak kontra, namun PT. HM Sampoerna Tbk. terbukti bisa mempertahankan bisnisnya. Hal ini disebabkan oleh ketaatan dan kepatuhan perusahaan terhadap regulasi yang berlaku. PT. HM Sampoerna Tbk. terbukti telah menjalankan kewajibannya dalam berbisnis sesuai dengan peraturan yang berlaku seperti:

  1. Mengikuti ketentuan yang berlaku dalam peraturan yang mengatur semua kegiatan promosi, iklan dan pemberian sponsor, maupun pemasangan label peringatan kesehatan bergambar pada semua kemasan rokok yang dijual di Indonesia berlaku mulai Juni 2014.
  2. Berkontribusi secara sukarela dalam upaya mencegah anak di bawah umur dari kegiatan merokok sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 109/2012 melalui program pencegahan akses pengecer yang bertujuan meningkatkan kesadaran mitra dagang perusahaan akan larangan penjualan dan pembelian rokok oleh anak berusia di bawah umur.
  3. Perusahaan telah berkontribusi secara signifikan terhadap penerimaan negara melalui pajak dengan total pembayaran pajak perusahaan tahun 2014 sebesar Rp 44.2 triliun yang terdiri dari pajak cukai, PPN, pajak rokok, dan pajak penghasilan perusahaan. Pembayaran pajak cukai Sampoerna sebesar 28% dari total penerimaan negara dengan nominal Rp 112 triliun menjadikan PT. HM Sampoerna Tbk. sebagai salah satu penyumbang terbesar dari segi penerimaan cukai negara.
  4. Perusahaan telah menyediakan lapangan pekerjaan bagi sekitar 78.000 pekerja dan berperan serta dalam menghimbau pemerintah untuk mempertimbangkan pentingnya perlindungan ketenagakerjaan yang cukup besar dalam sektor industri rokok saat menentukan kebijakan cukai.


  1. Analisis Portfolio Perusahaan
    Analisis portfolio perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan model BCG matrix. Model ini didasarkan pada pertumbuhan pasar dan pangsa pasar. BCG matrix diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu:

    DOG
    Pada posisi ini tingkat pertumbuhan suatu produk masih sangat rendah dan market sharenya juga masih rendah. Pada posisi ini harus segera mengambil tindakan, kalau tidak secepatnya mengambil tindakan maka suatu perusahaan akan mengalami kebangkrutan.
    Question
    Pada quadrant ini, product yang ditawarkan walau masih mempunyai market share rendah, tapi demannya udah kelihatan banyak. sehingga market growthnya tinggi.
    Star
    Kalau sudah sampai di posisi star dimana market share sudah dominan, tapi growth masih banyak, advertising bisa seperlunya saja, penambahan fitur minor bisa dilakukan, kerjasama dengan club juga bisa digiaatkan lagi dalam promosi.




    Cash Cow
    Pada posisi ini perusahaan sudah mempunyai market share yang tinggi dan growth yang cukup baik, untuk mempertahankan produk perusahaan dapat menjaga satabilitas dari tingkat pemasaran produk dan harga.
    Analisis studi kasus terhadap unit bisnis rokok PT. HM Sampoerna Tbk:


  1. Sampoerna A : Cash Cow

Pangsa pasar yang dimiliki sampoerna A sangat besar terbukti pada tahun 2014 penjualan rokok sampoerna A mencapai 45.4 miliar batang. Selama periodetahun 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014 penjualan rokok sampoerna A selalu mengalami peningkatan yang sangat baik. Sehingga rokok sampoerna A dapat dimasukkan dalam kategori Stars karena memiliki market share yang tinggi dan pertumbuhan yang stabil.



  1. Dji Sam Soe : Stars

Rokok dji sam soe dapat dimasukkan dalam kategori stars karena masih memiliki tingkat pertumbuhan yang belum cukup stabil. Hal itu dibuktikan dengan naiknya tingkat pertumbuhan dari tahun 2010 sampai 2013 lalu mengalami penurunan pertumbuhan yang cukup signifikan pada tahun 2014. Hal ini juga berakibat pada penjualan rokok dji sam soe yang juga mengalami penurunan yang amat drastis pada tahun 2014.





  1. Marlboro : Question

Rokok Marlboro ini dimasukkan dalam kategori question. Hal itu dikarenakan pertumbuhan yang dimiliki oleh rokok Marlboro yang masih naik turun sehingga dapat dikatakan belum stabil.  Selain itu Marlboro juga masih memiliki pangsa pasar yang tidak besar sehingga mengakibatkan penjualan yang tidak terlalu besar.



  1. Sampoerna Kretek : Question

Sampoerna kretek memiliki pertumbuhan yang belum stabil dimana pada tahun 2010 rokok sampoerna kretek ini mengalami penurunan walaupun pada akhirnya mengalami peningkatan untuk tahun-tahun selanjutnya. Pangsa pasar yang dimiliki oleh sampoerna kretek juga tidak terlalu besar sehingga mengakibatkan penjualan yang tidak terlalu banyak.  Berdasarkan hal tersebut maka rokok sampoerna kretek dikategorikan sebagai question.



  1. U Mild : Question

U Mild adalah produk LTLN yang dikeluarkan oleh PT HM Sampoerna Tbk. Pangsa pasar yang dimiliki oleh produk ini sebelumnya masih tergolong rendah karena masyarakat belum sadar akan pentingnya kesehatan. tetapi, seiring bertambahnya tahun sudah banyak masyarakat yang mulai mengkonsumsi produk ini sehingga mengakibatkan naiknya penjualan dan juga pangsa pasar yang ada.

Stars
-          DJI SAM SOE
???
-          Malboro
-          Sampoerna Kretek
-          U Mild

Cash Cow
-          Sampoerna A

Dog






  1. Analisis Program CSR dan Pengelolaan Risiko Perusahaan
    Sebagai perusahaan yang peduli dengan lingkungan dan masyarakat, PT. HM. Sampoerna Tbk. bertanggung jawab secara social, ditingkat lokal maupun global. Beberapa program CSR yang dijalankan perusahaan  adalah :


  • Bidang Pemberdayakan Masyarakat Setempat
    Sampoerna mendukung sejumlah program kewirausahaan untuk mengembangkan usaha kecil dan menumbuhkan usaha yang sudah berjalan. Diantaranya adalah dukungan yang diberikan melalui Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPKS) yang didirikan tahun 2007 di Pasuruan, Jawa Timur. Sampoerna juga mendukung program pemerintah RI untuk membina 1500 usaha baru pada tahun 2013. Sampoerna juga melanjutkan dukungan bagi metode System of Rice Intensification (SRI) yang dimulai sejak tahun 2008 dan saat ini telah diterapkan pada lahan seluas 1300 Ha diberbagai wilayah di Pulau Jawa dan Bali.
    PT. HM Sampoerna Tbk. juga membantu pengecer kecil untuk memperbarui toko mereka melalui program Sampoerna Retail  Community. Tahun 2010 sekitar 3400 pedagang pengecer berpartisipasi dalam program tersebut.  Pada tahun 2014 PT. HM Sampoerna Tbk,. menerapkan pemberdayaan wanita, perusahaan berkomitmen untuk mendukung terciptanya lingkungan yang dapat bermanfaat baik lingkungan internal maupun eksternal. Melalui program Peningkatan Kesehatan dan Sanitasi Masyarakat yang diadakan di Aceh, perusajaan melatih 2.069 perempuan tentang pentingnya pola hidup sehat. Kemudian ada juga program pelatihan tentang manahemen keuangan yang diadakan di Banyuwangi, dan Lombok.

  • Bidang Pendidikan
    Sampoerna berkomitmen untuk berperan dalam meningkatkan system pendidikan Indonesia yang diwujudkan melalui kerjasama dengan Putera Sampoerna Foundation. Salah satu programnya adalah Teacher Learning Centre (TLC) untuk mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pengajaran, dan pada tahun 2011 mendukung 13 Taman Belajar Masyarakat dengan melayani masyarakat di sekitar pabrik Sampoerna di Surabaya, Pasuruan, dan Karawang, termasuk mobil Pustakka Sampoerna dan dua perpustakaan karyawan. Mulai tahun 2012 PT. HM Sampoerna Tbk. bekerja sama dengan Putera Sampoerna Foundation dalam melaksanakan komitmen untuk memberikan dukungan bagi program peningkatan akses kepada pendidikan berkualitas tinggi dan meningkatkan kapasitas para pendidik.

  • Bidang Tanggap Darurat Bencana
    Sampoerna memandang perlunya membina kesiapan masyarakat dalm mengurangi risiko bencana alam, setiap tahunnya ada program yang dilakukan sebagai bentuk kepeduliannya terhadap bencana yang menimpa Indonesia. Pada tahun 2011 PT. HM Sampoerna Tbk. memberikan perawatan medis bagi lebih dari 200 orang ketika Gunung Gamalama di Ternate meletus, perusahaan juga memberi layanan pemeriksaan kesehatan bagi hampir 10.300 orang di masyarakat sekitar lokasi pabrik dan kegiatan operasional usaha Sampoerna dan masyarakat daerah penghasil tembakau di Jawa, Denpasar, Bali, Lampung, Sumatra, Ternate. Pada tahun 2012 tim Sampoerna Rescue (SR) terus berkiprah dalam membangun kesiapan masyarakat dan menanggulanggi bencana alam dengan program pembangunan rumah aman gempa sejumlah 45 unit rumah aman gempa untuk warga desa Seraya Barat dan Bukit, Kabupaten Karangasem dan warga desa Sanggalangit dan Geogak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Tahun 2013 juga demikian., contohnya dengan Sampoerna Search & Rescue training Centre (SARTC), Pekan bakti kesehatan di berbagai wilayah, dan dengan mewujudkan program “Desa Tangguh Bencana”.

  • Bidang Pelestarian Lingkungan
    Sampoerna memandang pengelolaan lingkungan itu penting dalam memastikan keberlangsungan masyarakat. Perusahaan mendukung inisiatif untuk mengurangi risiko bencana alam yang dapat mengancam masyarakat dan berisiko terhadap pasokan bahan baku, terutama tembakau dana cengkih. Program pelestarian lingkungan ini berfokus pada kegiatan penanaman pohon dan rebosasi hutan di berbagai daerah di Indonesia. Pada bulan Maret 2010 perusahaan melakukan  penanaman sekitar 23.500 pohon di Gunung Arjuno dan menjadi bagian dalam kegiatan penanaman kembali 50 hektar kawasan hutan di lereng Gunung Arjuno. Selain itu perseroran juga menyumbangkan kebih dari tujuh juta bibit pohon kepada masyarakat setempat untuk mendukung “Hutan Lestari” di Lombok, NTB.


BAB III

PENUTUP



  1. Kesimpulan
    Studi kasus dilakukan pada PT. HM Sampoerna Tbk. dengan menganalisis return saham harian sebesar Rp 52.041,4 dan return pasar harian dengan nilai sebesar Rp 4.204,816698 yang mengindikasikan adanya selisih yang cukup besar dan berarti saham PT. HM Sampoerna Tbk. bersifat high return. Analisis rata-rata standar deviasi sebesar 0,025321676 berarti semakin kecil kemungkinan nilai riil menyimpang dari yang diharapkan sehingga resikonya pun terbilang semakin rendah. Beta saham perusahaan sebesar 0,541261236 berarti saham PT. HM Sampoerna Tbk. tergolong saham defensif dan merupakan saham yang cukup aman karena dinilai memiliki resiko yang relatif rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan return saham perusahaan tercermin dari isu-isu yang terjadi setiap tahunnya mulai dari 1 Januari 2010 hingga 23 Oktober 2015. Analisis risiko perusahaan yang terbagi dalam risiko saham perusahaan, risiko pasar, dan risiko bisnis perusahaan. Unit bisnis rokok PT. HM Sampoerna dianalisis dengan BCG Matrix dengan hasil merek produk Sampoerna A berada di posisi Cash Cow, merek Dji Sam Soe berada di posisi Stars, dan merek produk Malboro, Sampoerna Kretek, serta U Mild berada di posisi Question. Program CSR dilakukan di bidang pemberdayaan masyarakat setempat, pendidikan, tanggap darurat bencana, dan pelestarian lingkungan.

  2. Saran
    Pencapaian yang sudah dicapai oleh PT. HM Sampoerna Tbk. sebaiknya dipertahankan dan terus ditingkatkan. Banyak hal di masa yang akan datang dapat mempengaruhi perusahaan, entah hal tersebut dapat diprediksi maupun tidak, sehingga perusahaan bisa lebih siap menghadapi risiko tersebut. Salah satu risiko yang mungkin akan dihadapi dan menjadi tantangan berat bagi perusahaan adalah peresmian Masyarakat Ekonomi ASEAN sebagai perekonomian terbuka dan ini artinya perusahaan tidak hanya bersaing dengan produk dan pesaing dalam negeri namun juga dengan produk dan pesaing dari luar negeri.
    Selain itu diharapkan perusahaan bisa lebih terbuka dan transparan dalam memberikan Laporan Keberlanjutan atau Sustainability Report setiap tahunnya dan diunggah pada situs perusahaan sehingga konsumen dan pembaca lainnya bisa mengetahui tanggung jawab perusahaan yang dicerminkan dari agenda Corporate Social Responsibility secara rinci. Hal itu akan meningkatkan nama baik perusahaan serta menghindarkan perusahaan dari risiko yang merugikan, meningkatkan daya saing, meningkatkan kepercayaan, dan juga sebagai bahan analisis investasi bagi para investor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar