Rabu, 09 September 2015

Laporan Manajemen Resiko: Mengidentifikasi dan Menganalisis Resiko pada Industri Kerajinan Kulit "Roosman Pengrajin Kulit"

A.    Profil Perusahaan
Usaha Kecil Menengah (UKM) yang kami observasi adalah perusahaan yang terletak di Jalan Parangtritis Km.12 Manding RT 08/05 Sabdodadi, Bantul, Yogyakarta. Usaha milik Pak Roosman ini berdiri pada akhir Desember 1989 dengan nama Roosman Pengrajin Kulit. Usaha ini pada awalnya digeluti Pak Roosman dengan berjualan keliling di sekitaran Malioboro, Borobudur, dan Prambanan. Dari usaha keliling, produk kerajinan kulit milik Pak Roosman mulai dikenal dan berkembang. Bahkan hasil kerajinan kulitnya mendapat banyak pesanan dari orang Bali  kurang lebih 300 sandal kulit. Menyanggupi orderan tersebut, usahanya mulai berkembang. Banyak orang yang datang ke Manding untuk membeli produknya lalu mulai banyak turis yang membeli produk tersebut. Hingga saat ini usahanya sudah mencapai pasar luar negeri seperti Korea, China, Denmark, dan German.

B.     Identifikasi dan Analisis Bisnis Perusahaan
a.       Keuntungan Usaha
              i.      Sudah memiliki pasar sendiri
UKM milik Pak Roosman ini sudah berdiri sejak 1989, sehingga pasarnya sudah berkembang luas. Awal mulanya Pak Roosman menawarkan produknya dari satu tempat ke tempat lain, misalnya hari pertama berjualan di Malioboro, hari berikutnya di Borobudur, berikutnya lagi di Prambanan dan lainnya. Dari hasil berkeliling itu, beliau mendapat orderan untuk membuat tas lalu dikirim ke Bali dan banyak orang yang mengenal produk-produk milik Pak Roosman ini hingga membuat pasarnya berkembang.
            ii.      Memiliki pelanggan utama
Konsumen utama UKM Pak Roosman ini adalah reseller untuk pengrajin kulit yang ada di lokal (dalam negeri) atau pun luar negri seperti Korea, Jepang, dan Denmark. Pak Roosman sudah melakukan ekspor sejak tahun 2005. Setiap bulan Korea memesan kurang lebih 300 buah tas, sandal, atau dompet.
          iii.      Produksi berdasarkan pesanan
Keuntungan lain yang dimiliki UKM Pak Roosman ini adalah metode produksi yang digunakan berdasarkan pesanan, meskipun kemudian ada kelebihan dari jumlah barang yang diproduksi tersebut, meskipun tidak banyak.  Adanya kelebihan produksi tersebut digunakan sebagai cadangan jika ada produk yang cacat.

b.      Hambatan Usaha
              i.      Biaya penyimpanan tinggi
Hambatan ini disebabkan oleh adanya kelebihan jumlah barang yang  diproduksi. Kelebihan tersebut,  mengakibatkan adanya penumpukan barang di tempat produksi. Akibat adanya penumpukan ini membuat banyak tempat yang dikorbankan untuk menaruh barang tersebut.
            ii.      Barang yang out of date
Sisa barang yang sudah lama bisa saja out of date atau sudah tidak model lagi di dunia fashion, sehingga minat konsumen untuk membeli barang tersebut juga menurun.
          iii.      Susahnya mencari tenaga kerja yang ahli
Pekerja yang membuat kerajinan tas ini  adalah orang-orang disekitar kampung yang memang sudah ahli untuk membuat kerajinan kulit. Terbatasnya tenaga kerja yang ahli ini membuat  produksi kerajinan juga tidak bisa berkembang.
 
C.    Identifikasi dan Analisis Resiko Perusahaan
a.       Melemahnya rupiah
Melemahnya rupiah terhadap dollar  mempengaruhi harga bahan kimia yang digunakan untuk mengolah kulit sapi, sehingga harga kulit sapi itu sendiri menjadi mahal. Dampak dari naiknya harga kulit sapi ini kemudian mempengaruhi harga dari kerajinan kulit.
b.      Hilangnya untung ganda karena pembayaran rupiah
Pada tahun 2005 hingga 2011 pembayaran yang dilakukan oleh turis asing maupun importir kerajinan kulit ini melakukan pembayaran dengan dollar , sehingga Pak Roosman bisa mendapatkan keuntungan dari penjualan kerajinan kulit itu sendiri, maupun dari nilai tukar dollar terhadap rupiah. Namun, sejak beberapa tahun terakhir ini, mereka tidak melakukan transaksi dengan menggunakan dollar, akan  tetapi membayar dengan rupiah. Memang tidak ada kerugian, tetapi keuntungan dari nilai tukar dollar terhadap rupiah ini jadi hilang.

c.       Barang tak terjual / barang cacat
Pak Roosman selalu membuat pesanan dengan jumlah yang lebih banyak dari yang dipesan. Hal ini jelas akan menimbulkan barang sisa yang akan disimpan di gudang. Resiko ini akan meningkatkan biaya penyimpanan. Namun diakui Pak Roosman bahwa barang sisa atau mungkin barang cacat tidak terlalu membebani karena pada kenyataannya barang tersebut akan laku terjual. Terjualnya barang sisa atau barang hasil perbaikan barang cacat ini dijual via online dan toko konvensional atau showroom milik anak Pak Roosman.
d.      Jika karyawan sakit, maka tidak bisa memenuhi target
Hal ini dikarenakan  jumlah karyawan atau  pekerja Pak Roosman terbatas. Pekerja yang dibutuhkan Pak Roosman harus seseorang dengan keterampilan memotong dan menjahit bahan kulit.
e.       Pegawai yang mengerjakan di rumah berpotensi mencuri bahan
Ada kemungkinan pekerja yang mengerjakan barang di rumah akan  mencuri bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi produk seperti benang, bahan kulit, aksesoris, dan lain-lain.

D.    Strategi Perusahaan dalam Mengelola Resiko
a.       Menaikkan harga jual
Untuk pemasaran dalam negeri, Pak Roosman seharusnya bisa menetapkan harga yang akan memberikan keuntungan yang sama di saat kurs rupiah sedang melemah terhadap dollar. Misalnya kenaikan harga bahan kulit akan mempengaruhi harga jual produk.

b.      Dijual kembali
Barang cacat diperbaiki dan barang sisa dimodifikasi kembali untuk tujuan penjualan kembali sehingga menghilangkan biaya penyimpanan.

E.     Pendapat Kelompok Mengenai Identifikasi dan Analisis Bisnis dan Resiko Perusahaan
Menurut kami, UKM yang dijalani yang Pak Roosman dalam industri kerajinan kulit ini cukup berhasil dibuktikan telah dibukanya showroom  khusus untuk menawarkan produknya dan penjualan secara online yang dilakukan oleh anaknya. Selain itu beliau mengaku produk buatannya sudah diekspor ke beberapa negara, salah satunya Korea Selatan yang merupakan pelanggan tetap. Dilihat dari jumlah pegawai yang dimiliki Pak Roosman sebanyak 47 orang (termasuk pengrajin dan pramuniaga) merupakan jumlah yang cukup besar untuk ukuran usaha kecil dan menengah. Dalam sekali order pun jumlahnya relatif besar, bisa mencapai 3000 buah pesanan dalam jangka waktu 3 bulan.
Sayangnya terdapat beberapa hal yang dirasa kelompok masih kurang maksimal dalam pelaksanaannya. Hal-hal tersebut antara lain:
  • Pemasaran yang kurang dikembangkan

Produk yang dihasilkan Pak Roosman kurang dikenalkan lebih luas. Pemasaran yang dilakukan Pak Roosman hanya mengandalkan pesanan pelanggan dan penjualan di showroom milik anaknya. Akan lebih baik bila pemasarannya tidak sebatas dua hal itu. Saran kami, beliau membuka toko di kawasan wisata terutama untuk target pasar wisatawan internasional sehingga lebih meningkatkan profit.

  •  Tata ruang showroom kurang rapi

Showroom yang dimiliki Pak Roosman dan anaknya masih kurang rapi dan tertata, terkesan didesain ala kadarnya. Hal ini kemungkinan merupakan implikasi dan bisnis Pak Roosman yang hanya mengutamakan produksi dan penjualan berdasarkan pesanan pelanggan tidak untuk tujuan promosi produk lainnya bagi calon pembeli yang mungkin singgah di showroom atau tempat produksi.
Selain itu dalam penyimpanan barang produksi lama terlihat hanya dibungkus plastik dan disimpan tanpa memperhatikan faktor estetika di etalase. Tidak jarang beberapa di antaranya berdebu dan terlihat usang. Hal ini berpotensi menurunkan minat pembeli.
Saran kami, sebaiknya Pak Roosman  menata etalase dengan lebih menarik sehingga produk-produk yang dipajang akan lebih menarik dan meningkatkan keinginan konsumen untuk membeli produk tersebut. Selain itu, seharusnya Pak Roosman juga memisahkan tempat showroom dan tempat untuk memproduksi  produk-produknya sehingga showroom dapat lebih tertata dan tidak berantakan.
  •   Tidak ada gudang khusus untuk penyimpanan barang

Barang-barang yang belum terjual atau barang hasil produksi disimpan dalam lemari yang ada di rumah produksi milik Pak Roosman. Ini akan mengurangi luas rumah produksi sekaligus showroom.
Saran kelompok kami, sebaiknya Pak Roosman memiliki gudang untuk menyimpan produk-produk yang telah dipesan sehingga barang yang diproduksi tidak rusak.

  •  Tidak ada desain khusus yang menjadi ciri khas produk buatan Pak Roosman

Hal ini dikarenakan tujuan produksi kerajinan kulit milik Pak Roosman hanya untuk memenuhi pesanan pelanggan. Bentuk, warna, ukuran, semuanya tergantung pada permintaan pelanggan. Pak Roosman  kurang  melebarkan produksinya dengan membuat desain sendiri yang kemudian bisa dipatenkan.
Apabila beliau mau untuk membuat kerajinan sendiri, maka bisnis yang dijalankan sekarang dapat lebih berkembang.
  •  Produksinya tanpa merk dan tidak dipatenkan

Produk yang dihasilkan Pak Roosman tidak disertai merk dan tidak dipatenkan. Selama ini kegiatan  ekspor yang membawa produknya hingga ke luar negeri tidak dilakukan sendiri melainkan dengan bantuan pemasaran dari pihak luar. Hal ini jelas akan mempengaruhi penetapan harga produk di luar negeri yang tidak menutup kemungkinan akan memberikan keuntungan yang berlebih bagi pemasarnya.
  • Pembayaran menggunakan dollar dan pemasarannya dilakukan sendiri

Untuk kepentingan ekspor, lebih baik menggunakan kurs dollar. Hal ini akan memberikan keuntungan yang lebih baik. Selain itu akan lebih menguntungkan bila pemasaran itu dilakukan sendiri atau oleh anaknya. Perantara biasanya mematok keuntungan yang berlipat ganda dan mendapat pembayaran menggunakan dollar. Hal ini jelas akan menguntungkan pihak perantara namun memberi keuntungan yang standar bagi Pak Roosman selaku produsennya padahal barang produksinya dihargai dengan lebih tinggi dengan kurs dollar atau negara tertentu.
  • Pekerja atau karyawan kurang diperhatikan


Pak Roosman hanya menerima pegawai yang sudah siap dengan keterampilan memotong dan menjahit bahan kulit. Setelah itu pegawai hanya akan diarahkan pada beberapa hal yang dirasa cukup penting selama proses produksi. Pak Roosman tidak terjun langsung dan mengawasi proses produksi.

LAMPIRAN

Papan depan tempat produksi dan showroom Pak Roosman




Dokumentasi proses produksi kerajinan kulit oleh pegawai Pak Roosman

Salah satu sudut showroom



Beberapa dokumentasi produk kerajinan kulit milik Pak Roosman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar